Intinyasetiap yang bernyawa pasti diuji sebelum maut menjemputnyasiapapun juga orangnya. "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS Al-'Ankabuut : 2) Seseorang diuji berdasarkan agamanya, jika agamanya kuat maka semakin keras ujiannya, dan jika agamanya lemah maka ia diuji berdasarkan agamanya. Quran Menjawab : Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Al-Baqarah : 286) Manusia Bertanya : Bolehkah aku frustrasi ? Qur'an Menjawab : Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya) , jika kamu orang-orang yang beriman. Kitatidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Alloh berfirman, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Bagiseorang Muslim, Islam bukan hanya difahami sebagai agama yang membawa keselamatan dan kesejahteraan, tetapi juga bermaksud penyerahan diri dan kepatuhan sepenuhnya kepada perintah dan larangan Allah SWT. \"Wahai orang-orang yang beriman! bertaubatlah kamu kepada Allah dengan 'taubat nasuha' mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapuskan Danberilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Surah al-Baqarah: 155) Nah. Inilah jawapan kepada setiap ujian yang diberi. Agar kita menyatakan kesabaran di hadapan Allah. Kerana disebalik kesabaran itu, pasti dan pasti ada janji Tuhan yang akan menggembirakan hati. By Mohamad Syahrun bin Mohd Rasip - November 26, 2019. Quran Menjawab: ### Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (sahaja) mengatakan:"Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Al-Ankabuut : 2). ### Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang Semakintinggi darjat seseorang itu, semakin kuat atau susah ujian yang akan dihadapinya. Allah s.w.t telah berfirman dalam surah Al-Ankabut ayat 2 yang bermaksud: Patutkah manusia menyangka bahawa mereka akan dibiarkan dengan hanya berkata: "Kami beriman", sedang mereka tidak diuji (dengan sesuatu cubaan)? Surah Al-Ankabut (ayat 2) Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Sungguh, Kami benar-benar telah menguji orang-orang sebelum mereka. Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui para pendusta." (QS. Al Ankabut: 2-3) xrIZW. Manusia seperti permata sebagaimana orang bijak katakan sebagai berikut Permata tak bisa di poles tanpa gesekan, manusia tak bisa sempurna tanpa ujian Sesungguhnya ujian yang Allah berikan kepada kita, hakikatnya merupakan salah satu sarana untuk mentarbiyah manusia agar menjadi manusia yang beriman, bertauhid dan berilmu. Sebagaimana orang belajar untuk mendapatkan gelar sarjana atau kenaikan tingkat pendidikan haruslah dilakukan ujian dan harus dimiliki guru pembimbing. Begitu juga dalam proses mendapatkan Tauhid, iman dan Ilmu Allah. Lalu siapa guru pembimbingnya sudah tentu adalah nabi Muhammad Saw. Dalam hal ujian, Rasul sendiri menyatakan bahwa proses kenabian yang dijalaninya bersama para nabi-nabi adalah yang terberat. Suatu hari seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya?” Beliau SAW menjawab “Para nabi, kemudian orang-orang saleh, kemudian yang sesudah mereka secara berurutan berdasarkan tingkat kesalehannya. Seseorang akan diberikan ujian sesuai dengan kadar agamanya. Bila ia kuat, ditambah cobaan baginya. Kalau ia lemah dalam agamanya, akan diringankan cobaan baginya. Seorang mukmin akan tetap diberi cobaan, sampai ia berjalan di muka bumi ini tanpa dosa sedikit pun.” HR Bukhari. Namun demikian Tuhan meyakinkan bahwa ujian yang diturunkan kepada manusia adalah sesuai dengan kadar kemampuan masing-masing orang. Tuhan mengajarkan untuk menghadapinya dengan menjadikan diri sabar dan shalat sebagai penolong. Firman Allah Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya. Mereka berdoa “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir” Albaqarah 286 Apakah setelah naik tingkat dan derajat lalu urusan selesai? Firman Allah “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Alankabut 2 Naiknya derajat atau tingkatan tersebut bukan berarti urusan selesai, karena hidup ini adalah proses yang terus berlanjut. Semakin tinggi atau derajat seseorang maka semakin tinggi resiko yang akan dihadapinya. Ibarat seseorang dekat dengan raja, maka segala perbuatan dan prilakuanya harus mencerminkan loyalitasnya. Karena itu harus terus waspada dan menjaga sopan santun kepada rajanya. Sedikit saja menyeleweng atau bersebrangan pendapat akan dinilai raja sebagai sikap yang menentang. Firman Allah Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. Albaqarah 214. Orang yang mencapai tahapan ini akan bersedih jika mendapatkan kemuliaan atau kebaikan dengan berucap istighfar dan sebaliknya akan bergembira jika musibah datang menemuinya dengan mengucapkan hamdallah. Musibah yang datang akan disikapi dengan suka cita sebagai tetap adanya kasih sayang Allah kepada dirinya dan adanya kesempatan naik tingkat bila dapat melalui ujian musibah itu. Sesuai Firman Allah Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi Jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan. Ali Imran 120 Wallahu a’lam – Setiap muslim tentu mendambakan surga dengan segala kenikmatannya. Namun, surga yang dijanjikan Allah tidak begitu saja diraih sebelum diuji dengan berbagai cobaan. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan orang-orang beriman. “Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” QS Al-Ankabut Ayat 2 Pada ayat ini, Allah bertanya kepada manusia yang mengaku beriman dengan mengucapkan kalimat Syahadat bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja tanpa lebih dahulu diuji? Tidak, setiap orang beriman justru harus diuji lebih dahulu, sehingga keimanannya terbukti. Ujian yang mesti mereka tempuh itu bermacam-macam. Misalnya, perintah berhijrah meninggalkan kampung halaman demi menyelamatkan iman dan keyakinan, berjihad di jalan Allah, mengendalikan syahwat, mengerjakan tugas-tugas dalam rangka taat kepada Allah. Selain itu, ujian musibah seperti kehilangan anggota keluarga, kemiskinan, bencana kekeringan, banjir dan sebagainya. Semua cobaan itu dimaksudkan untuk menguji siapakah di antara mereka yang sungguh-sungguh beriman dan bersabar menghadapinya. Pada ayat lain, Allah berfirman اَمۡ حَسِبۡتُمۡ اَنۡ تَدۡخُلُوا الۡجَـنَّةَ وَ لَمَّا يَاۡتِكُمۡ مَّثَلُ الَّذِيۡنَ خَلَوۡا مِنۡ قَبۡلِكُمۡؕ مَسَّتۡهُمُ الۡبَاۡسَآءُ وَالضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُوۡا حَتّٰى يَقُوۡلَ الرَّسُوۡلُ وَالَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مَعَهٗ مَتٰى نَصۡرُ اللّٰهِؕ اَلَاۤ اِنَّ نَصۡرَ اللّٰهِ قَرِيۡبٌ Artinya “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” QS Al-Baqarah Ayat 214 Dalam tafsir Kemenag dijelaskan, ketika orang-orang mukmin di Madinah menderita kemiskinan karena meninggalkan harta benda mereka di Mekkah dan akibat peperangan yang terjadi, Allah bertanya untuk menguji mereka. “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan seperti yang dialami orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan dan penderitaan, dan diguncang dengan berbagai cobaan, sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” Ayat ini memotivasi orang-orang beriman yang sedang ditimpa kesulitan agar merasa yakin bahwa tidak lama lagi pertolongan Allah akan datang. Untuk mencapai keridhaan Allah dan memperoleh surga tentu harus melalui perjuangan gigih dan penuh cobaan sebagaimana halnya dialami orang-orang terdahulu. Manusia yang Ujiannya Paling Dahsyat Siapa yang bersabar dan lulus dalam menghadapi berbagai ujian di dunia, maka Allah akan memberikan pertolongan-Nya. Allah menegaskan “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” Dalam Hadis Nabi disebutkan manusia paling dahsyat ujiannya. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kesabaran. Rasulullah SAW bersabda أَشَدُّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنِبْيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلٰى حَسًبِ وَفِي رِوَايَةٍ قَدْرِ دِيْنُهُ فَإِنْ كَانَ دِيْنُهُ صَلَبًا اِشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِي دِيْنِهِ رِقَةٌ اُبْتُلِيُ عَلٰى حَسَبِ دِيْنُهِ فَمَا يَبْرَحُ اْلبَلاَءُ بِالْعَبْدِ حَتىٰ يَتْرُكَهُ يَمْشِيْ عَلَى اْلأَرْضِ مَا عَلَيْهِ خَطِيْئَةُ Artinya “Manusia yang paling dashyat ujiannya adalah para Anbiya’ Nabi dan Rasul kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran dalam suatu riwayat kadar agamanya. Jika agamanya kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseorang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi.” HR At-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ibnu Hibban, Al-Hakim Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sahabat, tengoklah surat cinta dari Allah, dalam surat Al-ankabut ayat 2-3"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,"Kami telah beriman", sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Surah Al-Ankabut ayat 2-3].Diuji, itu kata kunci yang harus kita pegang tatkala kita beriman. Sekaligus ini seharusnya menjadi yang maklumum bahwa jika kita sudah mengetahui akan diuji keberimanan kita maka sebagai seorang akan yang diuji, kita harus siap siaga. Jadi layaknya seorang yang telah diberitahu bahwa nanti akan ada tamu yang datang kerumah sebagai penerima tamu yang baik kita haris mempersiapkan dalam menerima ujian, kita harus benar benar mempersiapkan diri agar tidak menggoyangkan iman kita sedikit bersiaplah...Fighting... Lihat Catatan Selengkapnya